Kalau kita sering dengar istilah docker, mungkin langsung kepikiran sesuatu yang berhubungan dengan teknologi server atau aplikasi modern. Padahal sebenarnya konsepnya tidak sesulit yang dibayangkan. Docker bisa dibilang semacam alat ajaib yang membantu developer, sysadmin, sampai perusahaan dalam mengelola aplikasi. Bayangkan punya kotak serba guna yang bisa dipakai untuk menyimpan aplikasi beserta semua alat yang dibutuhkannya. Jadi tidak ada lagi cerita aplikasi jalan di laptop tapi error di server.
Apa Itu Docker
Secara sederhana, docker adalah platform open source yang dipakai buat membangun, mengirim, dan menjalankan aplikasi dalam bentuk container. Container ini ibarat wadah kecil yang ringan, berisi kode program beserta semua dependensi yang dibutuhkannya. Jadi saat aplikasi dipindahkan ke lingkungan lain, misalnya dari komputer pribadi ke cloud server, dia tetap berjalan tanpa masalah.
Container berbeda dengan virtual machine. Kalau virtual machine biasanya butuh sistem operasi lengkap, docker container hanya butuh sistem dasar. Karena itulah docker jadi lebih cepat, ringan, dan fleksibel. Tidak heran banyak perusahaan teknologi besar seperti Google, Netflix, atau Spotify juga memanfaatkannya untuk menjaga layanan tetap stabil.
Baca Juga: NFC: Teknologi Kecil dengan Manfaat Besar
Kenapa Docker Jadi Populer
Popularitas docker bukan tanpa alasan. Pertama, karena sifatnya yang portabel. Aplikasi bisa dibawa ke mana saja tanpa takut ada masalah dependency. Kedua, hemat resource. Developer tidak perlu lagi menjalankan sistem operasi penuh seperti saat menggunakan virtual machine. Container membuat segalanya lebih efisien.
Selain itu, docker juga mempermudah kolaborasi. Tim developer bisa membagikan container yang sama sehingga aplikasi berjalan dengan cara identik di setiap mesin. Bayangkan betapa praktisnya, tidak perlu lagi mendengar kalimat “tapi di laptop saya jalan kok”.
Baca Juga: Mengenal CSS dalam Dunia Web
Cara Kerja Docker
Sebenarnya cara kerja docker cukup menarik. Bayangkan ada satu mesin utama yang menjalankan docker engine. Di dalamnya kita bisa membuat container sesuai kebutuhan. Container ini dibuat berdasarkan image, yaitu semacam cetakan yang berisi sistem dasar dan aplikasi.
Misalnya kita ingin membuat aplikasi berbasis Python. Kita tinggal pakai docker image Python, lalu tambahkan kode program kita. Dari image itu, kita bisa jalankan container dan aplikasi pun berjalan sesuai keinginan.
Yang membuat docker istimewa adalah kemampuannya untuk menjalankan banyak container sekaligus di satu mesin. Masing-masing container terisolasi tapi tetap bisa saling berkomunikasi jika dibutuhkan.
Baca Juga: Teknologi OCR: Mengenal Mesin yang Bisa Membaca Tulisan
Manfaat Docker untuk Developer
Bagi developer, docker adalah teman baik. Dengan adanya container, proses development jadi lebih cepat. Kita bisa bikin environment yang sama persis dengan server production. Jadi tidak ada lagi drama perbedaan konfigurasi.
Selain itu, docker juga mempermudah testing. Bayangkan kita ingin uji coba aplikasi di berbagai versi database. Tinggal jalankan beberapa container dengan database berbeda, semua bisa dilakukan di satu mesin. Hasilnya lebih cepat, hemat biaya, dan minim error.
Baca Juga: Memahami Bandwidth dengan Cara yang Mudah
Manfaat Docker untuk Perusahaan
Perusahaan pun diuntungkan dengan penggunaan docker. Aplikasi jadi lebih stabil, mudah dikelola, dan bisa diskalakan dengan cepat. Misalnya saat ada lonjakan pengguna, perusahaan bisa dengan mudah menambah container baru tanpa harus menginstal sistem operasi dari nol.
Selain itu, docker juga mendukung sistem microservices. Artinya, aplikasi besar bisa dipecah menjadi layanan-layanan kecil yang saling terhubung. Setiap layanan berjalan di container masing-masing, sehingga lebih mudah dipelihara dan diperbarui tanpa mengganggu keseluruhan sistem.
Docker vs Virtual Machine
Banyak orang sering membandingkan docker dengan virtual machine. Walau sama-sama memberikan lingkungan terisolasi, ada perbedaan besar di antara keduanya. Virtual machine biasanya lebih berat karena setiap VM membawa sistem operasi lengkap. Sementara docker hanya membawa bagian yang penting saja.
Akibatnya, container lebih ringan, lebih cepat startup, dan lebih hemat resource. Itulah sebabnya docker sering jadi pilihan utama untuk deployment aplikasi modern.
Ekosistem Docker
Ekosistem docker sebenarnya cukup luas. Ada docker engine sebagai inti, docker hub sebagai tempat berbagi image, dan berbagai tools tambahan yang mendukung workflow.
Docker hub bisa dianggap sebagai marketplace image. Developer bisa menemukan berbagai image resmi mulai dari database, bahasa pemrograman, hingga aplikasi populer. Semua bisa diunduh dan dipakai secara gratis.
Selain itu, ada juga docker compose. Alat ini berguna untuk mengatur banyak container sekaligus dalam satu file konfigurasi. Misalnya aplikasi butuh web server, database, dan cache. Semua bisa dijalankan hanya dengan satu perintah menggunakan compose.
Belajar Docker untuk Pemula
Kalau baru mengenal dunia docker, jangan takut dulu. Langkah awal yang paling mudah adalah menginstalnya di komputer. Setelah itu coba jalankan perintah sederhana seperti docker run hello-world. Dari situ kita bisa mulai bereksperimen membuat container sendiri.
Belajar docker juga bisa dimulai dengan mencoba image populer. Misalnya membuat aplikasi sederhana dengan dockerized Python atau dockerized Node.js. Dengan cara itu kita akan lebih cepat memahami konsep dasar container.
Tantangan Menggunakan Docker
Meski punya banyak kelebihan, penggunaan docker juga punya tantangan. Salah satunya adalah masalah keamanan. Karena container berbagi kernel dengan host, maka jika ada celah di kernel, seluruh container bisa terpengaruh.
Selain itu, mengelola banyak container secara manual bisa cukup rumit. Untuk itu biasanya dipadukan dengan orkestrator seperti Kubernetes. Walaupun begitu, untuk pemula, menggunakan docker secara langsung sudah lebih dari cukup.
Masa Depan Docker
Melihat tren teknologi sekarang, docker kemungkinan besar tetap jadi bagian penting dalam dunia pengembangan aplikasi. Konsep container yang ringan, cepat, dan fleksibel sudah terbukti membantu perusahaan dalam berinovasi.
Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi cloud, docker akan semakin relevan. Hampir semua penyedia cloud besar kini sudah mendukung container secara native. Itu artinya peluang belajar dan menggunakan docker semakin luas.
Tips Mengoptimalkan Docker
Agar penggunaan docker lebih efektif, ada beberapa tips yang bisa diterapkan. Pertama, gunakan image resmi dan terpercaya agar lebih aman. Kedua, jangan lupa melakukan cleanup container yang tidak terpakai supaya resource tidak terbuang.
Ketiga, manfaatkan docker compose untuk mengatur banyak layanan sekaligus. Dan yang paling penting, biasakan menulis Dockerfile dengan rapi. Semakin efisien Dockerfile, semakin ringan pula container yang dihasilkan.
Docker dalam Kehidupan Sehari-Hari Developer
Bagi banyak developer, docker sudah jadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Dari sekadar menjalankan database untuk testing sampai deployment aplikasi ke cloud. Semua jadi lebih simpel berkat container.
Dengan docker, developer bisa lebih fokus pada logika aplikasi daripada pusing dengan masalah konfigurasi server. Tidak heran jika banyak startup maupun perusahaan besar menjadikan docker sebagai standar dalam pipeline mereka
